Nur Latif |
Peneliti Bahasa Ibanik Dr. H. Nur Latif merupakan salah seorang pemateri yang akan hadir dalam seminar nanti. Beliau akan membuka fakta akademik bahwa “home land” bahasa Melayu adalah bahasa Ibanik yang pada abad ke XVII-XVIII dikenal sebagai bahasa kaum Sea Dayak atau orang Iban yang merupakan ciptaan kolonial untuk membezakan kelompok ini dengan kelompok Land Dayak. Adalah van der Tuuk (1850), van Kessel (1850), Wallace (1869), dan C. Hupé (1896), kata Nur Latief, merupakan kelompok cendekiawan yang menumpukan minat dalam melihat hubungan bahasa-bahasa serumpun sehinggalah pada akhir abad ke-19. Berdasarkan hasil kajian lanjutan dan bukti sejarah pada kajian lampau yang telah dikaji selama ratusan tahun lamanya, baik oleh para pakar linguistik dan antropologis, dalam dan luar negara mengenai bahasa Ibanik ini, (diantaranya Collins, Nothifer, Adelaar, Hudson dan Blust) semuanya bersepakat bahawa Pulua Borneo merupakan tanah air bahasa Melayik dan bukannya di Pulau Sumatera. Fenomena ini akan diulas oleh beliau dalam seminar nanti. Dengan memanfaatkan teori Rekonstruksi dan Klasifikasi akan saya uraikan sejauh mana bentuk-bentuk inovasi yang terjadi dalam berbagai varian bahasa Ibanik. Demikian Nur Latif dari UKM. (fr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.